Ketika
kita renungkan lagi apa itu mahasiswa, sebenarnya lebih tergantung pada
kedewasaan kita. Banyak pemuda yang ingin menjadi mahasiswa berprestasi. Namun
mereka hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan untuk menjemput
prestasi itu. Mereka membayangkan kehidupan Kampus itu indah, bahkan lebih
indah dari sinetron yang kerjaannya Cuma nongkrong dan berpacaran saja. Mereka
tidak memandang bahwa kehidupan kampus adalah arena perjuangan, penuh rintangan
dan cobaan, dibutuhkan nafas dan kesabaran panjang, kadang rasa malas selalu
menghampiri. Mereka hanya siap menjadi Raja dan Ratu dikampus masing masing,
tidak pernah menyiapkan diri untuk bersusaha payah mengerjakan Tugas Tugas dari
para dosen.
Kehidupan
kampus tidak berbeda jauh dengan kehidupan individu. Jika seorang mahasiswa
yang selalu aktif didalam perkuliahan, lalu dihampiri rasa malas dan manja,
kehidupan mahasiswa seperti apa yag anda inginkan?
Apakah hanya sebatas kuliah saja,atau kuliah hanya
mengejar pendamping hidup. Mereka sangat pakar dalam memahami sebuah materi
yang disampaikan Dosen, namun lemah nyali selalu dihantui rasa malas ketika di
desak untuk mengerjakan Tugas ataupun Menyusun TUGAS AKHIR dengan berusaha
dengan bersusah payah. Jika harus wajib mengerjakan Tugas mereka menuntut orang
lain untuk mengerjakan Tugas Tugas Mereka. Mereka Cukup Ngafe bareng bersama
sahabat tanpa memikirkan susahnya mengerjakan tugas.
Bagaimana
Mungkin Tuhan memberi nikmatnya memakai baju toga, jika kita tidak dan tidak
merasa siap untuk itu” dibalik fenomena “telat wisuda” sebenarnya kita bisa
menyadari bahwa kita bermain main dengan perkuliahan kita. Kalau mahasiswa
telah bertekad untuk menjadi lebih baik lagi, siap menerima realita kehidupan
Kampus dengan lapang dada. Jangan pernahkah kita bertanya, KAPAN WISUDA? Namun
bertanyalah, sudah dewasakah aku...?
0 komentar:
Posting Komentar